
Ilustrasi: Freepik
Bandung, GS – Sudah lebih dari 1 tahun sejak peluncuran resmi dari program Kampus merdeka yang di dalamnya terdapat program seperti Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa dan lain-lain.
MSIB Batch I sukses diselenggarakan pada bulan Agustus 2021 hingga bulan Januari 2022 kemarin. Sebanyak 13.272 dari 104.645 mahasiswa dinyatakan lulus sebagai peserta program Magang dan Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka periode pertama.
Dikutip dari buku saku Kampus Merdeka pada September 2021, “Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka memberikan kesempatan untuk mengasah dan mendapatkan kemampuan, pengetahuan dan sikap di dunia industri dengan cara bekerja dan belajar secara langsung dalam proyek nyata dalam sebuah perusahaan. Pengalaman belajar di luar perguruan tinggi selama lebih dari 16 minggu atau 560 jam kumulatif hingga 24 minggu atau 840 jam kumulatif dengan aktivitas pembelajaran yang terstruktur hingga dapat dikonversi 20 SKS”
Dengan begitu mahasiswa dapat mendapatkan gambaran nyata bahkan pengalaman di dunia kerja saat ini.
Untuk mengatasi pembelajaran mata kuliah di kampus mahasiswa dapat mengkonversi aktivitas pembelajaran ke SKS sehingga bisa mengurangi bahkan memenuhi target SKS 1 semester penuh.
Tentunya mahasiswa mendapatkan pengalaman, baik itu belajar dengan studi kasus sebagaimana pekerjaan di perusahaan yang menerimanya ataupun bekerja secara langsung/magang sehingga para peserta mendapatkan pengalaman yang lebih nyata baik itu pengalaman hard skill maupun soft skill.
Selain mendapatkan pengalaman, pada program MSIB pertama semua peserta mendapatkan uang saku secara intensif untuk melaksanakan program.
Untuk peserta magang kampus merdeka yang melakukan kegiatan secara onsite, kampus merdeka juga memberikan dana transport bagi peserta yang lokasinya berada di luar kota dari perusahaan yang menerimanya.
Namun, beberapa waktu lalu banyak mahasiswa dari MSIB Batch I mengeluhkan karena tidak mendapatkan hak mereka yaitu uang saku dari program dikarenakan beberapa masalah pada hal administrasi.
Instansi yang bersangkutan pun sempat mengingatkan ke peserta MSIB untuk membenarkan data diri dikarenakan ada kesalahan seperti kesalahan NIK dan nomor rekening.
Sayangnya pada program MSIB Batch II pada beberapa perusahaan mitra Kampus Merdeka memberhentikan pemberian dana intensif untuk program Studi Independen dikarenakan perubahan kebijakan terkait pendanaan.
Beberapa mitra berpendapat mereka tidak ingin menurunkan kualitas pembelajaran maka uang saku ditiadakan untuk mengatasi kebijakan baru Kampus Merdeka.
Hal ini sangat disayangkan karena bagi sebagian mahasiswa tentu untuk melakukan pembelajaran, baik itu daring ataupun luring membutuhkan biaya lebih agar pembelajaran bisa lebih intensif.
Walaupun banyak dari mahasiswa merasa tidak keberatan dengan tidak adanya uang saku di beberapa studi independent,
Persoalan SKS dan bobot penilaian pun masih menjadi pro kontra bagi sebagian mahasiswa yang mengikuti Magang dan Studi Independen Kampus Merdeka.
Dikarenakan banyak mahasiswa yang mengeluhkan bagaimana pihak perusahaan yang menekan ke mahasiswa untuk tetap mengikuti program,
Sementara untuk penilaian sendiri terkadang ada beberapa perguruan tinggi yang tidak dapat mengkonversi nilai tersebut.
Sehingga mahasiswa bingung apa yang harus mereka pilih, antara kuliah mereka di kampus yang wajib hadir dan tidak boleh absen, Atau fokus dengan mengikuti kegiatan MSIB ini dengan resiko nilai di kampus jaminannya.
Saat awal onboarding Magang dan Studi Independen Kampus merdeka, pihak Kampus Merdeka menjelaskan bahwa seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan MSIB ini wajib fokus mengikuti kegiatan awal hingga akhir penutupan karena jika mahasiswa tersebut tidak fokus maka nilai 1 semester akan E semua.
Mahasiswa pun hingga kini masih meragukan bagaimana sistem penilaian yang mereka dapatkan dari MSIB ini apabila dari pihak kampus sendiri masih tidak bisa mengkonversikan nilai baik mengkonversi penuh ataupun untuk beberapa sks saja. (HAB)***
Penulis: Hadiat Abdul Bashit
Editor: Nathania Michelle